HIMA PENDIDIKAN SEJARAH FISE UNY SELENGGARAKAN SEMINAR NASIONAL

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (HMPS FISE UNY) selenggarakan Seminar Nasional dengan tema” Makna Nasionalisme Pra-Kemerdekaan dan Pasca Kemerdekaan” di ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY, Rabu (22/12). Seminar yang dibuka oleh Pembantu Dekan I FISE UNY, Suhadi Purwantara, M.Si di hadiri oleh Ketua Jurusan Pendidikan sejarah, Dosen Sejarah, Mahasiswa sejarah, mahasiswa umum, alumni dan guru-guru sejarah se-DIY. ”Selain melaksanakan agenda tahunan HMPS, seminar kali ini diadakan untuk mengenalkan ilmu sejarah sebagai upaya meningkatkan nasionalisme bangsa,” urai Afeb Andrianto, Ketua HMPS FISE UNY.

Dalam seminar yang dimoderatori oleh alumni Jurusan Pendidikan Sejarah FISE UNY Sukarsono, S.Pd. tersebut menghadirkan dua orang nara sumber yakni Guru Besar Sejarah Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. Suhartono dan MT Arifin, M.Pd, peneliti sekaligus pengamat politik dan militer. Suhartono menjelaskan nasionalisme pada masa penjajahan masih terfokus untuk mencapai kemerdekaan sedang nasionalisme pasca kemerdekaan bersifat kontekstual, dinamis, pragmatis-empiris, dan redup. Sejalan dengan hal tersebut untuk merevitalisasi nasionalisme diperlukan transformasi nilai, kesadaran bersama, kebanggaan, kekuatan dan ketahanan, tambahnya.

”Nasionalisme di Indonesia merupakan bagian dari cara berfikir nasional yang mempunyai ciri khusus, berupa norma obyektif: mengutamakan kepentingan kehidupan nasional, yang merupakan antitesis cara berfikir kedaerahan, cara berfikir golongan dan cara berfikir kolonial” ungkap Arifin saat mempresentasikan makalahnya dalam acara inti seminar. Arifin menambahkan, nasionalisme pasca kemerdekaan lebih dikaitkan dengan langkah-langkah implementasi gagasan dan cara pandang bahwa suatu negara harus mampu membangkitkan kesadaran rakyat akan kemerdekaan, memberikan orientasi akan dunia beserta isinya. Tentunya juga menanamkan motivasi untuk melawan penjajah serta mewujudkannya dalam sistem penyelenggaraan negara.

”Marilah kita pupuk rasa nasionalisme bangsa sehingga kita tidak menjadi bangsa yang terpinggirkan dan tidak menjadi kuli di negeri kita sendiri”, demikian ajakan sekaligus kesimpulan seminar yang disampaikan oleh moderator sesaat sebelum acara seminar secara resmi ditutup oleh Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Terry Irenewati, M.Hum. (Eko)