KRITISI TENTANG MUSEUM DI YOGYAKARTA, DUA MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH FIS UNY GONDOL DUA PENGHARGAAN DALAM LOMBA ESAI SEJARAH SE-JAWA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Museum merupakan salah satu tempat yang menjadi sarana belajar, sarana hiburan, objek wisata, sumber sejarah, dan masih banyak lagi fungsinya. Namun sampai saat ini museum masih menjadi objek yang sangat menyeramkan bahkan sepi dikunjungi wisatawan. Hal ini sangat memprihatinkan bagi beberapa pihak karena museum yang seharusnya menjadi objek keilmuan tetapi dibiarkan mangkrak begitu saja. Keberadaan museum-museum yang magkrak tersebut membuat dua mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah yaitu Asyif Awaludin Romadhoni (angkatan 2016) dan Pina Dhea Tafana (angkatan 2017) mengkajinya dalam sebuah tulisan. Mereka melihat bahwa beberapa museum di Yogyakarta masih sangat magkrak dan kurang terawat. Hampir beberapa museum tersebut dianggap sebagai sarana yang sangat angker dan tidak dikelola dengan baik. Mereka kemudian menawarkan sebuah solusi sebuah model museum yang bertujuan untuk meremajakan museum dan merevitalisasi beberapa bangunan museum agar dapat menarik wisatawan. Pengembangan model tersebut terinspirasi dari peremajaan Garuda Wisnu Kencana di Bali yang sangat menarik wisatawan. Dalam pengerjaan model museum tersebut tentu harus menggandeng beberapa pihak yaitu pemerintah, pihak swasta seperti organisasi masyarakat, serta pemuda. “Kerjasama pemerintah dengan pihak swatsa seperti LSM atau komunitas seperti Malam Museum misalnya itu diperlukan dalam peremajaan museum di Yogyakarta karena pemerintah tentu sebagai stakeholder pembuat regulasi akan membuat kebijakan. Malam Museum mereka komunitas yang mengetahui kelebihan dan kekurangan museum tentunya. Nah mahasiswa di sini sebagai aktor penggeraknya terutama kalo dibutuhkan semacam relawan dalam manajerial pengelolaan museum.” Jelas Asyif. Pinna pun menambahkan bahwa harapan adanya kerjasama tersebut dapap meningkatkan kesadaran sejarah dan nasionalisme di kalangan generasi muda. Ide yang mereka gagaskan tersebut menyabet Juara 1 sekaligus Best Presentation dalam Lomba Esai Sejarah Se-Jawa yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang tanggal 7-8 November 2018 lalu. Mereka berhasil mengalahkan 87 esai terpilih dan dinyatakan lolos 5 besar bersama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung. “Kami nggak nyangka. Jujur mereka semua orang keren dan kajiannya sangat bagus. Alhamdulillah kami berhasil menggondol dua penghargaan sekaligus.” Pungkas Asyif.  Harapan mereka adalah tentunya semua pihak dapat memperhatikan beberapa museum yang ada di Yogyakarta dan Indonesia tentunya karena museum adalah aset berharga bagi suatu bangsa. Selamat tim!