KULIAH KERJA LAPANGAN III ANGKATAN 2015

 

Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu agenda rutin yang dilaksanakan oleh Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah yang bekerja sama dengan panitia setiap pelaksanakannya. Kuliah Kerja Lapangan juga merupakan salah satu mata kuliah pada Prodi Pendidikan Sejarah yang berbobot satu SKS. Penulisan berita kali ini mengangkat berita tentang Kuliah Kerja Lapangan ketiga yang dilaksanakan oleh angkatan 2015 atau disebut juga Kuliah Kerja Lapangan III (KKL III). KKL III angkatan 2015 diadakan selama 5 hari dimulai pada tanggal 4 hingga 8 Maret 2018. Sama halnya seperti pada KKL III angkatan-angkatan sebelumnya, mata kuliah yang menjadi acuan pada KKL III adalah Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan, sehingga obyek-obyek yang dikunjungi adalah obyek yang mendukung untuk materi pada mata kuliah tersebut, yaitu Museum Perundingan Linggarjati, Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok beserta rumah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta, Museum Perumusan Teks Proklamasi, Museum Pancasila Sakti Lubang Buaya, Monumen Seroja (Mabes TNI Cilangkap), Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan juga Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Dosen yang menjadi koordinator pada KKL III kali ini adalah Bapak Dr. Aman, M. Pd dan Ibu Dr. Dyah Kumalasari, M. Pd, serta yang berkesempatan ikut mendampingi mahasiswa adalah Bapak Dr. Zulkarnain, M. Pd dan Bapak Alifi Nur Prasetia N, M. Pd. 

Titik kumpul keberangkatan berada di Rektorat UNY. Pemberangkatan dilaksanakan pada tanggl 4 Maret 2018 pukul 20.30 WIB. Setelah menempuh perjalanan semalaman, rombongan KKL III tiba di Kuningan, Jawa Barat. Setelah transit sejenak dan bersih diri di sebuah restoran, rombongan KKL III melanjutkan perjalanan ke Museum Perundingan Linggarjati. Dipandu oleh bapak pengurus Museum Linggarjati, mahasiswa mendengarkan penjelasan, mengamati benda-benda serta berkeliling rumah tersebut. Setelah selesai, kemudian rombongan KKL III melanjutkan ke Karawang, Jawa Barat untuk mengunjungi Monumen kebulatan Tekad Rengasdengklok dan juga rumah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta yang merupakan rumah seorang Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong. Saat berada di Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok, mahasiswa dipandu oleh Bapak Wahyu dan juga Bapak Idris. Di obyek tersebut mahasiswa mendengarkan penjelasan dari para narasumber dan juga mengamati relief yang ada di monumen tersebut yang menceritakan tentang peristiwa Rengasdengklok. Jarak monumen tersebut dengan tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta yang tidak terlalu jauh kemudian mahasiswa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampainya di rumah tersebut mahasiswa bertemu dengan salah satu cucu dari Djiauw Kie Siong di rumah tersebut mahasiswa mengamati benda-benda peninggalan seperti kamar beserta tempat tidur yang pernah digunakan oleh Bung Karno.

Setelah selesai di obyek Rengasdengklok, rombongan KKL III melanjutkan perjalanan dan tiba di Jakarta pada malam hari. Pagi harinya, mahasiswa melanjutkan kunjungan yang pertama ke Museum Perumusan Teks Proklamasi di Jakarta Pusat. Dipandu oleh Ibu Yuni, mahasiswa mendengarkan penjelasan dan kemudian berkeliling museum yang merupakan rumah peninggalan Laksamana Muda Maeda tersebut. Museum ini memiliki fasilitas yang dapat dikatakan sangat baik, terlihat dari koleksi peninggalan yang terawat, pencahayaan ruang yang baik, ruang audio visual, serta yang tak kalah menarik adalah berlakunya sebuah sistem yang terkoneksi dengan aplikasi pembaca yang akan memunculkan gambar bergerak pada koleksi yang bertanda khusus (Barcode). Setelah itu rombongan KKL III melanjutkan perjalanan ke Museum Pancasila Sakti Lubang Buaya. Kegiatan pertama kali yang dilakukan pada museum tersebut adalah menyaksikan cuplikan film Pemberontakan G 30 S/PKI yang menceritakan tentang penculikan dan pembunuhan tujuh Jenderal yang dinilai membahayakan PKI pada saat itu. Setelah selesai, mahasiswa diarahkan menuju rumah penyiksaan tujuh jenderal beserta lubang yang digunakan untuk mengubur ketujuh Jenderal tersebut yang kebetulan berdekatan lokasinya. Sesampainya di lokasi, mahasiswa dipandu oleh Bapak Muh. Basyir mendengarkan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi di obyek tersebut. Setalah dari Museum Pancasila Sakti Lubang Buaya, rombongan KKL III melanjutkan perjalanan ke Monumen Seroja yang berlokasi di komplek Mabes TNI Cilangkap. Di obyek tersebut, mahasiswa dipandu oleh Bapak Ardiansyah Monumen tersebut menceritakan tentang perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Timor-Timur meski pada akhirnya lepas menjadi Timor Leste. Setelah kunjungan obyek-obyek di Jakarta selesai, rombongan KKL III kembali melanjutkan perjalanan ke Bandung. Tiba di Bandung pada malam hari mahasiswa dan dosen makan malam dan beristirahat di hotel yang berada di kawasan kota Bandung. Pagi harinya, rombongan KKL III melanjutkan kunjungan yang pertama ke Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Di museum tersebut mahasiswa dipandu oleh Kakak Wati berkeliling melihat koleksi serta mendapat penjelasan juga tentang koleksi-koleksi tersebut. Kemudian mahasiswa juga berkesempatan menyaksikan sebuah video yang berisikan sejarah diadakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung serta memasuki gedung utama yang digunakan untuk menghelat KAA. Perjalanan kembali dilanjutkan menuju Museum Pendidikan Nasional (Mupenas) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Gedung berlantai tiga ini memiliki koleksi lengkap tentang sejarah pendidikan di Indonesia dari masa ke masa. Fasilitasnya pun cukup memadai dengan adanya ruang audio visual dan juga dilengkapi dengan lift untuk memudahkan akses ke ruang-ruang koleksi yang ada di Mupenas. Obyek ini sekaligus menjadi obyek yang terkhir pada KKL III. Setelah selesai rombongan KKL III kemudian melanjutkan berjalanan ke Farmhouse yang berada di Lembang. Setelah melakukan kunjungan berhari-hari di berbagai obyek, diharapkan mahasiswa dapat sekedar menyegarkan kembali pikiran setelah melakukan kunjungan di berbagai obyek selama kurang lebih tiga hari berturut-turut. Sekitar satu hingga dua jam di Farmhouse, rombongan KKL III kemudian melanjutkan perjalanan menuju kota tercinta Yogyakarta. Secara keseluruhan, pelaksanaan KKL III kali ini dapat berjalan dengan lancar. Dengan dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan tersebut selain untuk menambah penguasaan materi, juga dapat menjadi bekal mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah ketika nantinya Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) atau bahkan saat menjadi guru di kemudian hari. (Silvy,2015)